Kebiasaan yang sudah mendarah daging di negeri kita tercinta ialah sukses instan dan selalu menggunakan jalan pintas. Bahkan, kalau untuk sukses dengan jujur akan menjadi hal yang mustahil. Sehingga, ada sebuah anekdot yang mengatakan bahwa "jika ingin sukses harus punya duit". Maksudnya, karena banyak yang sukses dengan instan dan melalui jalan pintas dengan "memberi" uang.
Mungkin ada yang sukses dengan cara jujur, namun presentasinya sangat sedikit jika dibandingkan dengan yang sukses melalui jalur "uang". Jangankan untuk sukses, untuk mendapatkan atau mengurus surat-surat penting harus menggunakan jalur "uang". Contoh kasus semacam itu ialah pengurusan surat ijin mengemudi (SIM), pengurusan passport, hingga perpanjang surat tanda nomor kendaraan (STNK).
Sungguh, kelakuan rakyat negeri ini, tidak bisa mengikuti atau menjalani segala sesuatu tanpa instan dan jalan pintas. Semua kembali lagi kepada mental individunya, apakah mau tulus menjalani hidup tanpa menggunakan jalur "instan" atau tidak. Bila bisa jujur, kenapa tidak? Seharusnya itu ada di dalam benak per-individu rakyat di negeri ini.
Coba ditelongok, banyak yang sampai di puncak kejayaannya dengan instan dan akhirnya berakhir instan pula. Sungguh sebuah kejayaan yang sebentar dan tidak dapat bertahan lama. Sedangkan, sesuatu yang memang dirintis dengan susah payah dan jujur, maka akan menghasilkan kejayaan hidup yang panjang dan mungkin akan bisa diwariskan ke anak-cucu.
Semakin membiasakan diri menggunakan jalur instan, maka semakin membuat bodoh diri. Pasalnya, diri pribadi tidak akan berkembang dan merasakan "ruwet"-nya mengurus sesuatu. Tidak belajar, maka tidak berkembang. Harus diingat, bahwasanya, ketika ingin merasakan nikmat kesuksesan, maka harus melalui proses yang tidak enak. Justru itulah seninya, sehingga membuat diri jadi introspeksi.
Anak Ibu sdh pintar nulis yaaa bagus donk sampai kalah nich Ibu Gurunya, maju terus ..asah kecerdasan sampai semaksimal mungkin, Ibu bangga deh
BalasHapus