Merinding. Bulu kuduk berdiri saat lagu Indonesia Raya berkumandang di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), meskipun saya menontonnya di rumah. Sebuah ciri khas suporter Indonesia yang sulit dibandingkan dengan suporter lainnya di dunia.
Merah selalu bangku penonton di Stadion GBK saat Indonesia melakukan laga kandang. Mungkin itu untuk menunjukkan bahwa Indonesia menyatakan kepada lawan "Ini Kandang Kami!!!". Hal itu bukan berarti Indonesia hanya jago kandang, melainkan Indonesia memiliki pasukan perang sepak bola tak hanya pemain, melainkan seluruh rakyat Indonesia.
Banyak hal yang terjadi di dunia sepak bola nasional, tahun kemarin dan sekarang. Mulai dari kisruh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), hingga bersatunya seluruh rakyat Indonesia, tidak ada jenjang atau kelas sosial, di stadion GBK hanya untuk mendukung tim Garuda. Sebuah rangkaian peristiwa yang, mungkin, akan mendewasakan dunia persepakbolaan Indonesia.
Menuju Panggung Dunia
Perkembangan Indonesia memang jauh dari sempurna. Namun, ada keyakinan bahwa pasti suatu saat, entah kapan, Indonesia akan menuju panggung dunia. Saat ini, Indonesia masih peringkat 137 dunia atau 21 Asia (sumber: website FIFA,http://www.fifa.com/associations/association=idn/ranking/gender=m/index.html). Sebuah perjalanan panjang yang harus ditempuh dengan kerja keras bersama, dari PSSI maupun rakyat pencinta sepakbola Indonesia.
Hal yang sering luput dalam pengamatan adalah persiapan bibit muda penerus. PSSI, sebagai lembaga yang mewadahi sepakbola Indonesia, harus berani melakukan investasi pemain muda. Sederhana saja caranya, berani mengirimkan bibit muda untuk bersekolah di klub bertaraf dunia. Biasakan bibit muda untuk merasakan atmosfer sepakbola yang bergejolak dan keras. Lihat saja Javier "Chicarito" Hernandez, pemain muda Meksiko yang merumput di klub Manchester United, Inggris, atau Lionel Messi, pemain Argentina, merupakan jebolan Akademi Sepakbola Barcelona FC.
Biarkan Garuda muda untuk berkembang di luar, bila perlu beri modal, karena akan membawa dampak positif bagi permainan Timnas. Selain itu, dengan terbiasa bermain dengan gaya Internasional, maka mental pemain tersebut juga akan menjadi lebih baik. Apalagi jika anak bangsa tersebut dapat mendapat tempat dalam klub bermental juara, seperti MU, Barcelona, Real Madrid, dan tim-tim lainnya.
Menginvestasikan dana pada regenerasi akan lebih baik daripada hanya pada klub saja. Memberi kesempatan untuk belajar pada pemuda, maka akan memberikan rotasi usia yang cepat, dan jika memang ada anak muda yang bermain apik, jangan sungkan untuk berikan tempat di Timnas.
Garuda muda merupakan buah yang akan baik jika ditanam dengan baik. Berikan lahan yang bagus, berikan pendidikan berkualitas, dan berikan kesempatan yang tepat. Maka, bukan khayalan lagi Indonesia akan menuju panggung dunia, kompetisi Piala Dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar