Minggu, 24 Februari 2013

Manusia Di Bumi

Manusia di bumi terlahir sama
Tak ada pembeda, meski berbeda
Semua sama, tak ada miskin atau kaya
Hanya satu pembeda
Cara menghidupi hidup dalam keunikan dunia

Manusia di bumi tercipta atas cinta
Buah cinta sepasang manusia
Dengan karunia Tuhan Maha Penguasa
Cinta yang tulus tiada tara
Murni, bila dijaga dengan nurani terdalam manusia

Manusia di bumi tercerahkan dari pengetahuan dunia
Ilmu dari buah pengalaman manusia
Pengetahuan dari tanda-tanda alam semesta
Diolah dalam konsep di kepala
Diujarkan dengan retorika

Manusia di bumi, keberagaman membentuk kesatuan semesta
Pondasi nafas hakiki kehidupan peradaban dunia
Baik yang kelam maupun bercahaya
Manusia adalah manusia
Dinamis dalam evolusi tak berhenti, berkutat penuhi jelujur konsep di kepala
Menuangkan dalam kanvas, ilmu baru terus lahir bergantian dalam tiap generasi manusia

Manusia di bumi
Makhluk mendekati
Kesempurnaan hakiki
Dengan dinamika kekurangan di satu hari
Dan kelebihan di lain hari
Manusia di bumi
Diciptakan untuk bermimpi
Berkreasi mewujudkan mimpi
Melalui ancangan imaji
Bukan sekedar kesenangan dalam fantasi

Manusia di bumi
Kebanggaan pertiwi
Buah hasil kimiawi
Diberkahi hati
Untuk digunakannya nurani
Dalam memandang kegoncangan yang menanti
Di depan nanti
Di masa depan yang dinanti
Manusia adalah makhluk terberkahi

Kamis, 21 Februari 2013

Hidup Seperti Berkendara Motor

Hidup itu memanglah tidak sederhana, tapi juga tidaklah sulit. Banyak yang menganggap bahwa hidup ideal itu adalah hidup dengan segala kerumitan bayang-bayang dari kesuksesan orang lain. Padahal, belum tentu cara seseorang untuk sukses cocok dengan orang lain. Patut dipahami bahwa manusia merupakan makhluk yang unik dan keunikan itulah yang membuatnya berbeda antar satu individu dengan individu lainnya.

Secara sederhana hidup itu ialah lahir, tumbuh, dewasa, tua, renta, dan mati. Dari hidup dan berakhir mati. Di antara sela-sela waktu hidup dan mati itulah, manusia bisa berbuat sesuatu untuk kehidupannya. Banyak hal yang bisa dilakukan dan hal yang dilakukan itu pun bisa mengantarkan diri menjadi sukses. Ada dua hal yang harus diingat bila ingin sukses, yakni konsisten dan presisten. Konsisten dengan jalan yang dipilih dan presisten dalam menjalaninya.

Bila dianalogikan, hidup itu seperti mengendarai sepeda motor. Saat sedang di jalan raya, seorang pengendara sepeda motor akan bermanuver sedemikian rupa untuk sampai pada tujuannya. Ada yang melanggar aturan demi mempersingkat waktu menuju tujuannya. Namun, bila mengendarai sepeda motor dengan cara tersebut memiliki resiko yang besar. Seperti, dapat terjadi kecelakaan, ditangkap oleh polisi, bersinggungan dengan pengendara lain kemudian berakibat baku hantam, dan lain sebagainya. Cara hidup seperti itu memang dapat mengantarkan diri kita lebih cepat pada impian yang diharapkan. Akan tetapi, dengan tidak menjalankan dan memaknai proses menuju kesuksesan, niscaya sukses yang diraih hanya kesuksesan semu. Sebuah kesuksesan yang tidak dapat abadi dan cenderung tidak stabil.

Cara berkendara yang kedua ialah berkendara sesuai peraturan, seperti menaati rambu lalu lintas, menggunakan perangkat keamanan yang benar, memperhatikan keadaan sepeda motor dan lain sebagainya. Dengan cara berkendara sesuai peraturan, setidaknya membuat si pengendara lebih aman ketika menuju tempat tujuannya. Selain itu, dalam bersiap-siap berkendara, untuk mematuhi aturan yang ada seorang pengendara akan menggunkan helm dan perangkat lainnya. Hal itu memang terkesan tidak praktis, namun ada sebuah proses untuk dapat mengendarai kendaraan. Proses itu kemudian, setidaknya, akan melindungi pengendara dari sebuah kecelakaan lalu lintas. Dalam kehidupan, persiapan atas segala sesuatu akan memudahkan seseorang untuk menghadapi kehidupannya sehingga bisa meminimalisir kemungkinan terburuk pada kehidupan yang dijalaninya.

Ketika berkendara, pasti seorang pngendara motor akan menghadapi jalan yang macet. Biasanya,  seorang pengendara motor akan bermanuver mencari celah di antara kendaraan lainnya untuk terus jalan sampai ke tujuannya. Ada yang berkelok-kelok hingga terkadang bersinggungan atau bahkan bertabrakan dengan pengendara lainnya, dan ada pula yang hanya mengikuti jalan di depannya meski harus rela terhimpit dan menunggu mobil bergerak. Kedua hal itu pun sama saja dengan kehidupan, untuk mencapai tujuan hidup maka manusia akan bermanuver sedemikian rupa. Baik dengan manuver yang cerdas maupun manuver yang culas. Terkadang, dalam bermanuver untuk mewujudkan apa yang dituju, ada saja kendalanya, baik kendala secara teknis maupun berurusan dengan orang lain. Atau, ada kalanya hanya mengikuti arus dan tidak melakukan manuver, hanya mengandalkan konsistensi dan presistensi pada apa yang sudah dimulai. Kedua hal tersebut lumrah saja dilakukan, bergantung pada manusianya yang melakukannya. Baik dan buruknya proses haruslah dipahami, setidaknya untuk sebuah pengalaman yang bisa digunakan untuk meminimalisir resiko.

Minggu, 10 Februari 2013

Keberagaman dan Pertahanan Mentalitas

Bicara keberagaman memang memiliki banyak pandangan dan pendapat. Ada yang berpendapat bahwa keberagaman merupakan cikal bakal keretakan kebersamaan, namun ada pula yang berpendapat bahwa keberagaman merupakan pondasi dari suatu kebersamaan yang abadi. Namun, terkadang pula keberagaman dijadikan alasan untuk melawan atau memanipulasi kenyataan. Sikap tersebut sangat tidak bijak, akan tetapi sering sekali digunakan.

Memang pada dasarnya, keberagaman merupakan unsur yang dapat menguatkan suatu kesatuan dan kebersamaan bila diposisikan dengan tepat. Maksudnya, keberagaman berisikan sebuah perbedaan antara satu individu dengan individu lainnya sehingga perbedaan-perbedaan tersebut dapat saling mengisi kekosongan atau kelemahan individu lainnya. Dengan pola pikiran semacam itu maka keberagaman berada pada posisi yang positif, sebagai lem yang menyatukan.

Ketika keberagaman dijadikan alasan untuk saling menyerang maka keberagaman berada pada posisis yang salah. Keberagaman bukanlah pisau yang dapat mengiris kebersamaan dan kesatuan. Penggunaan keberagaman sebagai alat untuk memecah merupakan cara picik karena tidak setiap individu diciptakan sama. Setiap individu diciptakan dengan segala bentuk perbedaan dan keberagaman. Tidak ada satu individu yang sama persis ataupun diupayakan untuk disamakan. Kehidupan bersama individu yang sama persis akan menjemukan dan menenggelamkan potensi unik dari masing-masing individu manusia.

Selain itu, hal yang sering terjadi ialah menjadikan keberagaman dan perbedaan menjadi sebuah persoalan yang terlihat besar. Padahal, hal itu bukan ancaman terbesar dalam kesatuan dan kebersamaan. Ancaman terbesar ialah runtuhnya kesatuan dan kebersamaan. Ibarat lidi, satu batang tidak akan mampu menyapu debu, namun bila lebih dari satu lidi disatukan dan dibuat menjadi sapu lidi maka akan mampu untuk menyapu debu.

Kondisi melihat keberagaman sebagai sebuah perbedaan merupakan sebuah strategi yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu bertujuan untuk mengecilkan bangsa Indonesia. Hal itu dilakukan karena Indonesia merupakan bangsa yang besar dan sangat berpotensi menunjukkan kedigdayaannya bila semua etnis yang ada di dalamnya dapat bersatu-padu. Bila ada oknum yang selalu menyerukan perbedaan dari keberagaman maka oknum tersebut haruslah dilawan. Hal itu perlu dilakukan agar bangsa ini tidak dijajah secara mentalitasnya.

Bila melihat keadaan saat ini, sudah barang tentu mentalitas bangsa Indonesia, khususnya generasi muda, sudah terkontaminasi oleh serangan budaya dari luar. Begitu derasnya serangan manipulatif tersebut sehingga membuat para pemuda melihat budaya ibu, budaya aslinya, sebagai suatu pemanis berdirinya negara yang bernama Indonesia. Hilangnya pemahaman nilai estetis, norma, etika dan etos budaya lokal mulai nampak perlahan. Memang, hal-hal tersebut bila terlalu dibuat dominan maka akan memunculkan keretakan. Akan tetapi, esensi budaya lokal memiliki dasar jati diri bangsa yang dapat saling berkomunikasi dan saling memahami. Karena keengganan untuk melihat budaya lokal sebagai sebuah pemersatu, maka budaya luarlah yang akhirnya mengisi fungsi tersebut dengan akhir ialah menyeragamkan nilai-nilai dalam mentalitas generasi muda dan memprogramnya sebagai generasi yang terjajah.

Perlu mulai dari saat ini, generasi muda dilatih pola pemikirannya, diberikan pembekalan dari pola penjajahan mentalitas. Perlindungan tersebut dapat dimulai dari hal yang paling sederhana, yakni mulai mengajarkan budaya ibu dan dasar budaya lokal pada para generasi muda. Mulai pengenalan dari bagaimana pola logika budaya lokal. Budaya lokal yang ada di Indonesia memiliki keunikan dalam pola regenerasinya. Pertahankan keunikannya namun kembangkan esensi fleksibilitasnya sehingga dapat terjadi sebuah komunikasi budaya antar budaya lokal di Indonesia. Dengan cara itu, perlahan namun pasti generasi muda di Indonesia dapat diselamatkan dari penjajahan mentalitas dari budaya luar.

Sabtu, 09 Februari 2013

Mengendarai Bukan Sekedar Membawa Kendaraan

Bila menengok ke jalan raya di Jakarta, banyaklah pengendara kendaraan bermotor yang melajukan kendaraannya dengan sembrono. Hampir semua yang melajukan kendaraannya, baik kendaraan pribadi maupun umum atau beroda empat maupun beroda dua, saling berpacu layaknya sedang ada di sirkuit balap. Sebenarnya, semua yang berkendara itu mengerti cara mengendarai kendaraan atau cuma sekedar "bisa membawa" kendaraannya.

Harusnya, setiap pengendara kendaraan bermotor tersebut memahami perbedaan antara sekedar "membawa" kendaraannya dengan "mengendarai" kendaraannya. Kedua hal itu sangatlah berbeda dan tidak bisa disamakan.Siapapun yang sudah mengerti mekanisme kendaraan bermotor dan dapat menjalankannya maka ia dapat dikatakan mampu "membawa" kendaraan. Dikatakan demikian karena, bila sekedar menjalankan kendaraan dan tidak menjalankannya dengan tata pikiran, maka akan lebih mengedepankan ego pribadi di jalan raya dan terkadang dapat membuat suatu kecelakaan bermotor.

Sekedar bisa "membawa" membuat seseorang tidak dapat berpikir mengenai keselamatan diri sendiri dan orang lain sesama pengguna fasilitas jalan raya. Tidak bisa teratur, terutama jika lampu lalu lintas tidak ada ataupun sedang rusak. Kendaraan akan lebih mengedepankan egonya dan memacu kendaraan agar diri mereka sendiri dapat sampai ke tujuan. Keadaan seperti itu biasanya sering dilakukan oleh pengendara sepeda motor.

Pengendara sepeda motor banyak yang hanya sekedar bisa "membawa" kendaraannya. Karena bentuk kendaraannya yang ringkas, banyak yang menyepelekan aturan-aturan yang diwajibkan bagi pengendara kendaraan sepeda motor. Hal yang sering terjadi dan dapat membahayakan ialah melawan arus laju kendaraan. Biasanya hal itu dilakukan oleh pengendara motor untuk mempersingkat waktu perjalanannya. Namun, hal itu pada dasarnya dapat merenggut nyawa pengendaranya.

Jenis pelanggaran lainnya yang sudah universal di Indonesia ialah dapat terlihat dari pengendara angkutan umum. Para supir kendaraan umum biasanya sering saling serobot dan tidak mengindahkan pengendara lainnya. Terkedang mereka berhenti mendadak, tanpa lamu sen, ataupun melajukan kendaraannya dengan kencang. Hal itu, menurut saya, sangat mengganggu sehingga saya mengandaikan bila ada sebuah revolusi sistem perhubungan di Indonesia. Sebenarnya, kesalahan itu pun tidak hanya salah supir, namun juga penumpangnya, pasalnya para penumpang juga dengan senang hati menghentikan kendaraan angkutan umum di sembarang tempat. Namun, hampir mayoritas tingkah laku seperti itu ada di seluruh Indonesia dan sangat membahayakan.

Kebiasaan-kebiasaan itu sudah mendekati tradisi berkendara di Indonesia. Pasalnya, hampir di setiap daerah memiliki beberapa kebiasaan yang disebutkan di atas. Pengendara hanya sekedar bisa "membawa" kendaraan dan tidak menghiraukan nyawanya ataupun nyawa orang lain pengguna jalan raya. Seharusnya, para pengendara kendaraan bermotor mengerti bagaimana "mengendarai" kendaraannya, yakni mampu menjalankan kendaraannya dengan memahami betul resiko dan kosekuensinya serta memahami betul etika dalam berkendara.

Ketika sedang mengendarai kendaraan, harus dipahami resikonya, yakni pertama ditabrak atau menabrak. Di jalan raya, seorang pengendara harus siap mental untuk ditabrak atau menabrak. Maksudnya ialah pengendara harus mampu mewaspadai diri dalam berkendara. Harus dapat mendahulukan akal ketimbang ego. Dengan bersikap demikian, maka seorang pengendara setidaknya akan sedikit membantu polisi lalu lintas. Karena, bila kita bisa membaca keadaan jalan raya dan bersikap tepat di jalan raya maka ketika berkendara kita akan mengurangi jumlah pelanggaran dan kecelakaan.

Hal kedua ialah siap mematuhi aturan dan menjalankannya. Hal itu adalah hal yang paling sulit dilakukan oleh seorang pengendara. Karena, terkadang aturan bertentangan dengan maksud tujuan si pengendara. Misalnya, seorang pengendara sepeda motor akan lebih memilih untuk melawan arus laju kendaraan daripada harus memutar jauh untuk sampai ke tmpat tujuannya. Maksud dan tujuan si pengendara ialah untuk sampai lebih cepat ke tempat tujuan. Namun, untuk menjalankan maksud dan tujuannya banyak hal yang ia pertaruhkan, terutama nyawanya. Aturan memutar itu akan dipandang tidak dapat memenuhi maksud dan tujuan si pengendara, karena akan memakan waktu lebih banyak ketimbang melawan arah. Tapi, dengan memutar hanya sedikit hal yang dipertaruhkan, cenderuh mendekati nol persen untuk hal yang dipertaruhkan, kecuali adanya human error di jalan raya.

Ketiga, menggunakan fungsi mekanisme kendaraan dengan semestinya. Seorang pengendara haruslah mengerti fungsi-fungsi mekanisme kendaraannya. Seperti, lampu sen digunakan untuk menandakan si pengendara hendak berbelok ke kanan ataupun ke kiri. Contoh lainnya ialah seorang pengendara harus tahu fungsi klakson kendaraannya bukan sekedar digunakan sebagai penanda kemarahan atau pada kendaraan lainnya. Dengan mengetahui fungsi-fungsi mekanisme kendaraan maka akan membantu pengendara untuk "mengendarai" kendaraannya agar selamat dari kecelakaan dan membantu pengendara lain untuk berkendara lebih waspada.

Ketiga hal tersebut merupakan hal dasar dalam "mengendarai" kendaraan dan bukan sekedar "membawa" kendaraan. Dengan menjalankan ketiga hal itu, setidaknya kita akan lebih berhati-hati. Untuk berkendara dengan aman mungkin harus lebih mengikuti tata aturan safety riding yang seri digaungkan oleh para klub motor bersama dengan kepolisian lalu lintas. Setidaknya, ketiga hal dasar yang ada dalam tulisan ini bisa mengantarkan kepada pemahaman "mengendarai" kendaraan dan bukan sekedar "membawa" kendaraan.

Senin, 04 Februari 2013

Pemuda, Nasib dan Kenyataan

Lidah ini kelu sejuta asa
Tak dapat meramu ucapan sedemikian rupa
Sehingga dapat menghibur sekumpulan pemuda
Di sebuah peraduan nasib dan kenyataan

Para pemuda tak ikhlas hati
Para pemuda berperang nurani
Membawa sebongkah igauan hakiki
Guna menyebulkan nasib dan kenyataan

Sungguh, melodi lagu itu
Sudah tak terdengar merdu
Lagu itu menjelma jadi sebuah gerutu
Akan kesialan nasib dan kenyataan

Sudah beberapa sore
Mengaumkan deritanya dalam aliran sake
Pemuda mabuk dan serasa sial tertusuk sate
Mereka murka salahkan nasib dan kenyataan

Mereka terdiam memandang sebuah foto
Mereka lupa bahwa leluhur pernah tersohor
Pemuda lupa dan meraung karena sebuah foto
Penyesalan mereka atas nasib dan kenyataan

Perempuan dan Kesedihannya

Pelangi indah di mata itu
Isyarat hujan kegundahan
Dalam palung hati seorang perempuan

Ia, perempuan idaman
Ia, perempuan harapan
Tak sanggup menatap rembulan
Karena matanya terkubangkan air mata yang tak mau dikeluarkan

Wajahnya sengaja tak dipalingkan
Karena ia ingin dunia menatap kesedihan
Dari rona wajah yang memucat dan penuh kerutan
Ia, perempuan yang syarat akan duka dalam hati penuh pergolakan

Dunia tak sadar akan dirinya
Tanah yang dipijaknya sudah lelah membantunya
Dan kini, tak ada yang memperhatikannya