Kamis, 21 Februari 2013

Hidup Seperti Berkendara Motor

Hidup itu memanglah tidak sederhana, tapi juga tidaklah sulit. Banyak yang menganggap bahwa hidup ideal itu adalah hidup dengan segala kerumitan bayang-bayang dari kesuksesan orang lain. Padahal, belum tentu cara seseorang untuk sukses cocok dengan orang lain. Patut dipahami bahwa manusia merupakan makhluk yang unik dan keunikan itulah yang membuatnya berbeda antar satu individu dengan individu lainnya.

Secara sederhana hidup itu ialah lahir, tumbuh, dewasa, tua, renta, dan mati. Dari hidup dan berakhir mati. Di antara sela-sela waktu hidup dan mati itulah, manusia bisa berbuat sesuatu untuk kehidupannya. Banyak hal yang bisa dilakukan dan hal yang dilakukan itu pun bisa mengantarkan diri menjadi sukses. Ada dua hal yang harus diingat bila ingin sukses, yakni konsisten dan presisten. Konsisten dengan jalan yang dipilih dan presisten dalam menjalaninya.

Bila dianalogikan, hidup itu seperti mengendarai sepeda motor. Saat sedang di jalan raya, seorang pengendara sepeda motor akan bermanuver sedemikian rupa untuk sampai pada tujuannya. Ada yang melanggar aturan demi mempersingkat waktu menuju tujuannya. Namun, bila mengendarai sepeda motor dengan cara tersebut memiliki resiko yang besar. Seperti, dapat terjadi kecelakaan, ditangkap oleh polisi, bersinggungan dengan pengendara lain kemudian berakibat baku hantam, dan lain sebagainya. Cara hidup seperti itu memang dapat mengantarkan diri kita lebih cepat pada impian yang diharapkan. Akan tetapi, dengan tidak menjalankan dan memaknai proses menuju kesuksesan, niscaya sukses yang diraih hanya kesuksesan semu. Sebuah kesuksesan yang tidak dapat abadi dan cenderung tidak stabil.

Cara berkendara yang kedua ialah berkendara sesuai peraturan, seperti menaati rambu lalu lintas, menggunakan perangkat keamanan yang benar, memperhatikan keadaan sepeda motor dan lain sebagainya. Dengan cara berkendara sesuai peraturan, setidaknya membuat si pengendara lebih aman ketika menuju tempat tujuannya. Selain itu, dalam bersiap-siap berkendara, untuk mematuhi aturan yang ada seorang pengendara akan menggunkan helm dan perangkat lainnya. Hal itu memang terkesan tidak praktis, namun ada sebuah proses untuk dapat mengendarai kendaraan. Proses itu kemudian, setidaknya, akan melindungi pengendara dari sebuah kecelakaan lalu lintas. Dalam kehidupan, persiapan atas segala sesuatu akan memudahkan seseorang untuk menghadapi kehidupannya sehingga bisa meminimalisir kemungkinan terburuk pada kehidupan yang dijalaninya.

Ketika berkendara, pasti seorang pngendara motor akan menghadapi jalan yang macet. Biasanya,  seorang pengendara motor akan bermanuver mencari celah di antara kendaraan lainnya untuk terus jalan sampai ke tujuannya. Ada yang berkelok-kelok hingga terkadang bersinggungan atau bahkan bertabrakan dengan pengendara lainnya, dan ada pula yang hanya mengikuti jalan di depannya meski harus rela terhimpit dan menunggu mobil bergerak. Kedua hal itu pun sama saja dengan kehidupan, untuk mencapai tujuan hidup maka manusia akan bermanuver sedemikian rupa. Baik dengan manuver yang cerdas maupun manuver yang culas. Terkadang, dalam bermanuver untuk mewujudkan apa yang dituju, ada saja kendalanya, baik kendala secara teknis maupun berurusan dengan orang lain. Atau, ada kalanya hanya mengikuti arus dan tidak melakukan manuver, hanya mengandalkan konsistensi dan presistensi pada apa yang sudah dimulai. Kedua hal tersebut lumrah saja dilakukan, bergantung pada manusianya yang melakukannya. Baik dan buruknya proses haruslah dipahami, setidaknya untuk sebuah pengalaman yang bisa digunakan untuk meminimalisir resiko.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar