Indonesia sangat membutuhkan tenaga ahli di berbagai bidang. Saya katakan demikian karena, banyak lulusan perguruan tinggi yang akhirnya tidak berani menjadi ahli di bidang yang dipilihnya ketika ingin melanjutkan pendidikan dari jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) ke perguruan tinggi. Kebanyakan dari mereka yang lulus dari jurusan pilihannya memilih pekerjaan di bidang ekonomi. Padahal banyak sekali lahan yang belum terjamah, seperti menjadi ahli mesin sanitasi air sungai, ahli antropologi hewan, ahli budaya, dan lain sebagainya.
Padahal, jika ditekuni bidang-bidang non populer tersebut akan membuat khasanah ilmu di Indonesia menjadi beragam. Selain itu, bidang-bidang non populer tersebut juga dapat menjadi lahan inovasi yang kompeten dan mampu masuk ke persaingan ilmu global. Menurut saya, banyak persoalan di Indonesia, baik dari segi lingkungan hidup biologis maupun sosial, dapat diselesaikan dengan menelurkan ahli-ahli di bidangnya. Contohnya kota Jakarta, Ibukota negara ini sangat membutuhkan orang-orang yang ahli di bidang teknologi sanitasi air sungai, tata kota, geografi, dan budaya. Ahli teknologi sanitasi dibutuhkan, karena di Jakarta sistem sanitasi air sungainya masih kurang baik. Lalu, ahli tata kota dan geografi dibutuhkan, karena Jakarta lahannya sudah menyempit dan kontur tanahnya sudah rapuh, jika dibiarkan seperti itu, maka lambat laun kota Jakarta hanya menjadi kota dalam cerita seperti Atlantis. Selanjutnya ialah masalah budaya, dibutuhkannya ahli budaya ialah untuk menjaga dan mengembangkan budaya asli Jakarta, yaitu budaya Betawi, yang sudah semakin tersingkir dari rumahnya sendiri, jika dibiarkan maka budaya Betawi mungkin punah dan orang asli Jakarta tidak akan tahu lagi mengenai Betawi.
Beberapa contoh yang saya sebutkan tersebut merupakan contoh kecil saja. Tidak berkembangnya ahli-ahli unik di Indonesia dikarenakan pola pikir bangsa Indonesia yang beranggapan bahwa setelah sekolah atau kuliah S1 lebih baik bekerja. Padahal, jika bidang-bidang non populer tersebut ditekuni dan dikembangkan, maka ada kemungkinan tercipta sebuah lahan profesi baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar