Selasa, 30 November 2010

Obama, Gayus, dan Ariel

Masyarakat Indonesia memang unik. Keunikannya dalam hal euphoria kegempitaan suatu peristiwa. Mungkin masih hangat di ingatan kedatangan Presiden Amerika, Barrack Obama, di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia. Hanya seorang Barrack Obama dapat membuat suasana kampus UI menjadi gegap gempita dan histeris. "Pulang kampung nih", kata Barrack Obama yang membuat ribuan hadirin di ruangan Balairung UI histeris dan memberikan tepuk tangan.

Mengapa terjadi histeria semacam itu? Mungkin karena Obama pernah tinggal di Indonesia saat masih kecil. Namun, apakah dengan fakta itu akan merubah negara ini lebih maju? Atau akan membuat negara kita ini akan terbebas dari hutang-hutangnya? Saya rasa tidak. Karena, meskipun ia pernah tinggal di Indonesia,bukan berarti ia akan benar-benar memberikan kita kekuatan atas Amerika. Untuk menjadi sebuah negara sekelas Amerika, Indonesia harus banyak belajar dan banyak merenung.

Lalu, peristiwa yang membuat geger masyarakat kita ialah kasus Gayus "Raja Fulus" Tambunan. Gayus membuat geger Indonesia dengan kasus perilaku mafia pajaknya. Kasus mafia pajak semacam itu sebenarnya sudah terjadi jauh sebelum Gayus tertangkap. Pertanyaan saya mungkin sederhana, kenapa baru sekarang ada penyidikan? Kenapa harus muncul Gayus si Raja Fulus barulah ada penyidikan mafia pajak? Aneh memang Indonesia, jika saya lihat dari kacamata saya, Gayus bak pahlawan yang membeberkan segala kebobrokan sistem perpajakan Indonesia. Saya katakan demikian karena, dengan tertangkapnya Si Raja Fulus, barulah ada penyidikan mafia pajak, kalau Gayus tidak tertangkap, mungkin praktek semacam itu akan terus tak tersentuh.

Meskipun sudah mulai diselidiki, penanganan kasus mafia pajak masih tanggung dan terkesan tidak serius. Lolosnya Gayus ke Bali, baik benar atau tidak, merupakan salah satu blindspot hukum yang dimanfaatkan Gayus untuk, mungkin saja, melanjutkan bisnis penggelapan pajaknya. Jika blindspot itu saja bisa dimanfaatkan oleh Gayus, maka dapat saya asumsikan bahwa penanganan kasus Si Raja Fulus masih kurang serius. Perlu banyak perombakan dan diperbaiki sitem humu di Indonesia. Saat ini memang masih kacau, tapi saya yakin, suatu saat nanti, hukum di Indonesia dapat terlaksana dengan baik dan tegas.

Dan peristiwa terakhir, menurut saya, yang membuat heboh masyarakat kita ialah kasus video porno artis Nazril Ilham atau yang lebih dikenal dengan nama Ariel Peterpan (Nama bandnya sekarang kalau tidak salah adalah Feather Band). Awal Juni 2010, video porno yang menampilkan sosok miripnya (saya katakan demikian karena saya belum tahu faktanya dari kepolisian, anggap saja sesosok) dan kekasihnya Luna Maya beredar di dunia maya. Tak lama setelah video itu menyebar, menyusul video Ariel denga Cut Tari (Menurut kabar yang saya dengar, Cut Tari telah mengakuinya).

Kasus itu menjadi heboh karena, video porno itu muncul ketika karir Ariel sedang ada di puncaknya. Selain itu, Ariel juga sudah menjadi ikon pria idaman para perempuan di Indonesia, dan ia juga sudah menjadi idola dari orang dewasa hingga anak-anak. Pendapat saya mengenai kasus Ariel Peterpan ialah biarkan aparat hukum menindaklanjutinya dengan sebaik-baiknya, tidak usah repot-repot berdemo di depan gedung tempat Ariel di sidang dan mengatasnamakan agama, moral, etika dan lain sebagainya. Lebih baik berkarya untuk dijual atau bekerja dengan rajin saja. Pendapat sinis saya tersebut karena, saya jengah dengan perilaku sok suci dari sekelompok masyarakat itu. Percayakan pada aparat hukum saja.

Kasus Ariel itu bukanlah hal yang besar, karena masih banyak pelaku video porno lainnya yang masih bebas. Kenapa mereka tidak digubris dan didemo? Apakah karena mereka cuma rakyat biasa? Bukan artis seperti Ariel, Luna, dan Cut Tari? Cobalah dijawab dengan bijak. Lalu, ada satu lagi pertanyaan saya untuk mereka yang merasa dirinya suci, pernah atau tidak melihat video porno Ariel tersebut? Jika sudah silahkan berkomentar, namun jika tidak, cukup duduk kalem dan anteng.

Obama, Gayus, dan Ariel tengah mengguncang Indonesia dengan segala pemberitaannya. Obama yang membuat rakya Indonesia sedikit sombong kepada Amerika, Gayus yang membuat rakyat Indonesia gerah dengan kriminalnya, dan Ariel yang membuat orang merasa lebih suci dari orang lain. Apakah bisa kita tidak usah terlalu menggubris hal-hal yang sepele? Masih banyak rakyat kita yang kelaparan dan bodoh berkeliaran. Mereka masih lebih butuh perhatian dan gerak kita daripada ketiga nama yang saya sebutkan tersebut. Berbuatlah buat mereka, jangan urusi hal yang tidak penting.

3 komentar: