Baru-baru ini saya sedang membaca buku "Ceritalah Indonesia" karya dari seorang jurnalis dan pengamat politik dari Malaysia, Karim Raslan. Buku yang berisikan esai-esai beliau itu menarik perhatian saya untuk terus membaca. Ketertarikan saya ialah pada penggambaran suasana Indonesia yang di tulis oleh Karim Raslan begitu terlihat nyata, meskipun baru separuh buku saya baca, dan ia juga cerdas dalam menyuarakan pendapat serta sudut pandangnya akan hal-hal yang terjadi di Indonesia.
Tulisan Karim tersebut seakan-akan membawa saya untuk melihat Indonesia dari mata seorang warga negara asing. Tidak mencerca, namun memberikan pembelajaran sederhana dan berharga. Semakin terus dibaca, semakin saya yakin, bahwa saya tidak mengenal Indonesia. Saya salut dan juga kagum padanya. Ia (Karim) sudah seperti bercerita tentang kampung halamannya. Secara terbesit, ia juga menunjukkan rasa kekagumannya kepada masyarakat Indonesia.
Selain itu, juga terlihat ada kekagumannya kepada almarhum KH. Abdurrahman Wahid atau dikenal dengan nama Gus Dur. Karim memberikan gambaran kekagumannya pada mantan presiden ke empat tersebut. Ia melihat bahwa Gus Dur merupakan sosok yang unik, mampu memberikan kejutan dalam setiap geraknya, dan lincah dalam bermanuver politik. Sungguh, Karim Raslan memberikan sebuah informasi baru pada saya yang tidak begitu menyenangi dunia perpolitikan di Indonesia.
Mata Karim lebih Indonesia daripada mata masyarakat Indonesia pada umumnya dan mata cendekiawan muda Indonesia pada khususnya. Jika dibandingkan antara Karim Raslan dengan para mahasiswa muda di Indonesia, lebih terkesan cinta Indonesia Karim Raslan lebih besar. Saya katakan demikian karena, dalam buku itu (Ceritalah Indonesia), Karim memberikan beberapa pandangan positif tentang negara kita daripada para mahasiswa kita yang hanya bisa protes dan kecewa. Mahasiswa di Indonesia, rata-rata, dapat saya katakan sebagai Barsati (Barisan Sakit Hati).
Buku "Ceritalah Indonesia" akan saya rekomendasikan sebagai buku yang layak untuk dibaca bagi para pejuang muda Indonesia (mahasiswa). Perlunya buku itu dibaca agar para mahasiswa dan pemuda penerus bangsa lainnya mampu membuka hatinya kepada potensi yang dimiliki oleh Indonesia sebagai sebuah negara kesatuan. Jangan hanya menelurkan protes tanpa henti, cobalah berkarya dengan jujur demi kebersamaan rakyat Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar