Kamis, 18 November 2010

Revolusi Angkutan Umum

Angkutan umum di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Saya katakan demikian karena, hampir semua angkutan umum yang saya temui tidak mengerti tata aturan lalu lintas. Banyak yang suka berhenti mendadak, dan bahkan ada juga yang suka mendahului kendaraan lain dengan sembrono. Kecerobohan semacam itu dapat merugikan pengguna jalan lainnya, seperti menyebabkan kecelakaan.

Menurut saya, perlu adanya pencerdasan bagi para supir kendaraan umum. Karena, banyak supir kendaraan umum yang masih di bawah umur dan tidak mempunyai Surat Ijin Mengemudi (SIM). Oleh karena itu, kebanyakan dari mereka (Supir angkutan umum) tidak mengerti marka atau tanda jalan. Seharusnya, pihak yang berwenang dalam mengelola angkutan umum memberikan aturan yang ketat untuk menjadi supir angkutan umum, baik dari cara mengendarai kendaraan maupun sikap saat menjemput penumpang.

Selain itu, dari pihak penumpang juga harus membiasakan diri untuk tidak memberhentikan angkutan umum di sembarangan tempat. Adanya halte itu berfungsi untuk tempat pemberhentian kendaraan umum, baik bis maupun angkutan umum biasa. Dengan membiasakan diri seperti itu, maka ada kemungkinan supir angkutan umum juga akan membiasakan diri mengangkut penumpang dari halte pemberhentian, bukan di sembarangan tempat.

Pemerintah juga harus membuat lebih banyak halte di tempat-tempat strategis untuk naiknya penumpang. Karena, dengan banyaknya halte pemberhentian tersebut, maka masyarakat juga akan mudah untuk mengakses angkutan umum. Selain mudah, banyaknya halte juga memberikan kenyamanan dan keamanan dari tertabrak kendaraan lain.

Untuk merubah kebiasaan buruk dalam dunia perangkutan umum di Indonesia, maka perlu adanya revolusi kebiasaan dari masyarakat pengguna jasa nagkutan umum, pihak berwenang, supir angkutan umum, dan seluruh elemen masyarakat. Memang butuh proses lebih dari 5-10 tahun untuk terbiasa. Akan tetapi, jika sudah dibiasakan, maka dunia perangkutan umum di Indonesia akan menjadi rapi dan lebih nyaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar