Ada kabar baik yang mungkin akan menyegarkan semrawut-nya dunia persepakbolaan Indonesia. Kabar tersebut ialah dikirimnya empat pemuda bangsa untuk berlatih di salah satu klub liga Inggris, Leicester City. Keempat pemuda itu diantaranya, Rico Adrianto dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Moch. Fahmi Al Ayyubi dari Pasuruan, Yogi Rahardian dari Palembang, dan Maldini Pali dari Makassar.
Keempat pemuda tersebut merupakan hasil penyeleksian pemain muda berbakat dari Indonesian Football Academy (IFA) yang terdapat di bawah naungan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Menurut saya, munculnya berita mengenai keempat pemuda bangsa yang dikirim "magang" di Inggris itu merupakan berita positif. Pasalnya, berita yang sedang santer mengitari dunia persepakbolaan tanah air ialah berita mengenai PSSI melawan Liga Premier Indonesia (LPI). Berita pergolakan PSSI dengan LPI, menurut saya, merupakan berita-berita negatif.
Walaupun, tempat magangnya hanya di sebuah klub kecil di liga Inggris, tapi saya yakin, kalau dibina dengan baik maka keempat pemuda tersebut akan menjadi percontohan untuk perkembangan dunia sepakbola di Indonesia. Selain itu, dengan pembinaan yang baik, maka keempat pemuda tersebut memiliki kans untuk bermain di liga-liga besar Eropa, seperti La Liga Spanyol atau pun Liga Calcio Itali.
Langkah selanjutnya, mungkin, ialah membuka kembali kesempatan-kesempatan untuk melakukan "magang" sepakbola lagi dengan klub-klub yang lebih besar. Hal tersebut perlu dilakukan agar bakat-bakat muda Indonesia tidak terjebak di liga domestik yang kacau.
Sepakbola Untuk Seluruh Lapisan
Pelatihan seperti itu harusnya dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Karena, tidak menutup kemungkinan bahwa ada atlit bagus yang berasal dari keluarga tidak mampu. Selain itu, untuk atlit yang tidak mampu perlu juga dibekali pelatihan people skill, agar nantinya ketika si atlit sukses, maka ia tidak akan kehilangan hartanya dan karirnya dengan cepat.
Indonesia memang harus berani mengambil langkah serius untuk memajukan dunia persepakbolaan. Hal itu demi tidak setengah-setengah membina perkembangan prestasi sepakbola di Indonesia. Keseriusan sangat diperlukan, apalagi untuk memajukan suatu bidang yang memang memiliki umat jutaan orang. Untuk saat ini, hal yang harus dilakukan oleh PSSI ialah melakukan sebuah revolusi. Revolusi untuk keluar dari belenggu politik yang tidak berhubungan dengan dunia sepakbola.
Sejatinya, olahraga adalah untuk bersenang-senang dan bukan merupakan alat kendaraan politik. Apalagi kalau keadaannya seperti saat ini., saat rakyat Indonesia menunggu-nunggu sebuah piala bergengsi ada di negeri ini. Kegagalan sewaktu Asean Football Federation Cup (AFF) kemarin merupakan tamparan keras untuk PSSI. Karena, itu merupakan tanda bahwa pecinta sepakbola tanah air ingin adanya sebuah revolusi di dalam tubuh PSSI.
Kini, sudah saatnya PSSI berbenah dan kembali memulai dari nol untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat negeri ini. Sebagian besar rakyat Indonesia sudah jenuh akan tingkah polah politik di dalam tubuh PSSI. Semoga dengan dilatihnya para garuda muda di Leicester City, maka akan terdapat titik terang dalam dunia sepakbola di negeri ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar