Seorang pria harus mampu berpikir panjang untuk menikah. Banyak hal yang harus dipertimbangkan, mulai dari pekerjaan hingga kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Pria memang diberikan tanggung jawab lebih banyak. Jadi, untuk melamar seorang perempuan idaman hati bukan sekedar modal cinta semata.
Bagi seorang pria yang "sejati", menghidupi calon istri juga merupakan pikiran utama sebelum menikah. Alasannya sederhana, ketika pria memboyong perempuan idamannya dari orang tuanya, maka ia harus berani untuk menghidupi si gadis pujaan hatinya. Selain itu, ada pertimbangan rumah tinggal dan juga tempat pendidikan yang layak untuk anaknya nanti. Itulah pria sejati, pria yang berpikir matang sebelum bertindak.
Pemikiran yang matang dan tidak tergesa-gesa, hal itulah yang harus dimiliki seorang pria. Keputusan yang sudah dibuat seorang pria hendaknya ditepati. Seorang pria harus bisa memutuskan hal dengan sebijak mungkin dalam segala keadaan dan suasana yang dihadapinya. Karena, ketika berumah-tangga nantinya, pria harus mampu menimbangkan nasib anak dan istrinya.
Kegoisan di dalam diri seorang pria harus ditekan dengan selayaknya. Maksudnya, pria harus mampu menimbangkan kapan ia harus mendahulukan keperluannya dan kapan ia harus mendahulukan keperluan orang lain, anak dan istri, dari keperluannya sendiri. Nantinya, ketika memiliki anak, seorang pria harus mampu memenuhi kebutuhan si anak. Selain kebutuhan anak, seorang pria juga harus mampu memenuhi kebutuhan istrinya, mulai dari kebutuhan fisik hingga psikis.
Sejatinya Seorang Pria
Pria ditakdirkan untuk menjadi pengarah. Maksudnya, ia bertugas untuk mengarahkan rencana keluarganya ke depan, dan juga mempunyai tugas untuk mengarahkan serta mendukung pengembangan diri masing-masing anggota keluarga. Sesungguhnya, perkembangan kualitas keluarga merupakan kewajiban utama si pria yang menjadi kepala keluarga. Karena, anak akan mencontoh pola pikir dari ayahnya, dan si istri juga akan meminta pertimbangan dari suaminya.
Meskipun demikian, bukan berarti semua bertolak ukur kepada pria yang notabennya adalah kepala keluarga. Ada kalanya, pria harus berdiskusi untuk menentukan kebijakan keluarga. Perlu sudut pandang dari istri dan anak untuk menentukan keputusan keluarga. Karena, dari keputusan si kepala keluarga, maka ke sanalah arah perkembangan dari sebuah keluarga.
Sejatinya seorang pria adalah pria yang mau membuka dirinya dan berbagi kepada anak dan istrinya dalam menjalani hidup sebagai kepala keluarga. Tidak ada yang dipendam sendiri, segala masalah keluarga diceritakan kepada anak dan istri untuk menemukan jawaban. Hal itu penting dilakukan, agar tidak terjadi prasangka dan beban psikologi.
Pria sejati ialah pria yang bertanggung jawab pada keluarganya. Saat sesulit apapun, ia harus tegar dan tetap mampu berpikir cermat. Tidak tergesa-gesa dalam memutuskan keputusan, dan juga tidak sembarangan memberikan arahan. Harus mampu berpikir dahulu sebelum bertindak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar